Telexindo-logo

Celoteh Pagi: BPO Contact Center

hero
Annisa N Fauzi
·
07/03/2022

22 Februari 2022 – Perkembangan teknologi, pola kerja remote, efisiensi tenaga kerja, dan regulasi menjadi berbagai tantangan pengembangan bisnis BPO. Namun, kita bisa mencatat bahwa perkembangan bisnis BPO berkembang selama masa pandemik. Persaingan bisnis dengan kehadiran beberapa perusahaan dengan pola kerja dan sumber daya yang lebih baik. Setidaknya ada 3 tahap pengembangan BPO yaitu :

Pada tahap pertama, ada kebutuhan untuk melakukan outsourcing beberapa proses bisnis ke lokasi dengan tenaga kerja murah. Lebih sedikit biaya adalah prioritas utama dalam skenario ini. Namun, pesaing dapat dengan mudah meniru proses outsourcing tersebut.

Pada tahap kedua, ada kebutuhan untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang sama dengan jumlah manusia yang lebih sedikit alias lebih efisien. Inovasi teknologi memungkinkan untuk merampingkan alur kerja, menghilangkan ketergantungan, memungkinkan kolaborasi, dan karenanya menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dengan lebih sedikit upaya.

Pada tahap ketiga, bisnis menginginkan lebih banyak kontrol untuk meminimalkan pencurian kekayaan intelektual. Sekali lagi, inovasi teknologi memungkinkan untuk membatasi hilangnya rahasia intelektual sampai batas tertentu. Dengan demikian, aplikasi teknologi membuat proses yang ada menjadi lebih baik dan tanpa membutuhkan campur tangan manusia.

Jika BPO menerapkan proses yang sepenuhnya berbasis teknologi, maka makin sedikit kebutuhan untuk sumber daya manusia. Menariknya, sumber daya murah atau kompetensi bisnis selalu menjadi nilai jual dari layanan BPO. Dengan adanya teknologi, tidak perlu lagi melakukan pemindahan ke lokasi dengan tenaga kerja yang lebih murah. Dari sisi lain, bisnis BPO harus bersaing dan berkembang dengan sejumlah nilai tambah yang dapat diberikan.

Nah, bisnis BPO kemungkinan akan berkembang menjadi konsultan bagi perusahaan lain. BPO akan membantu perusahaan memvisualisasikan proses bisnis dengan data analisis dan perbaikan berkelanjutan. Pengembangan proses bisnis dengan perspektif baru dan memungkinkan pelaku bisnis untuk mengubah alur kerja dengan melibatkan robotik. Dengan demikian, lebih sedikit kebutuhan campur tangan manusia. Solusi yang akan didapatkan, bukanlah tenaga kerja yang lebih efisien dan lebih cepat, tetapi sebuah proses yang tidak membutuhkan tenaga kerja.

Kesimpulannya bahwa kebutuhan sumber daya manusia di industri BPO pada dasarnya adalah tenaga kerja yang dapat berkolaborasi dengan teknologi. Sumber daya yang dapat memahami bisnis proses, menerapkan dengan teknologi, dan menghasilkan kontribusi kepada bisnis pengguna jasa.

Nah, menarik untuk didiskusikan. Semangat pagi dan salam sehat selalu. (AA)