Telexindo-logo

Celoteh Pagi: Kantor Bank

hero
Annisa N Fauzi
·
14/02/2022

30 Januari 2022 – Dengan perkembangan digitalisasi kita bisa melihat bahwa semakin banyak transaksi yang dilakukan secara jarak jauh. Banyak pelanggan yang lebih menyukai untuk melakukan pemesanan atau transaksi melalui mobile device mereka.

Bagi perbankan, memanfaatkan peluang ini dengan menyediakan pembukaan rekening secara virtual. Dalam arti proses KYC (Know Your Customer) dilakukan dengan menggunakan fasilitas video conference. Hal ini sejalan dengan kebijakan regulator untuk proses pembukaan rekening. Dampaknya banyak nasabah baru melakukan pembukaan rekening melalui fasilitas ini. Bayangkan ada puluhan ribu pelanggan per hari yang menggunakan fasilitas ini. Hal ini didukung oleh data kependudukan yang semakin mudah terintegrasi dengan berbagai aplikasi.

Jika nasabah menggunakan fasilitas video conference untuk membuka rekening, mereka juga menggunakan mesin ATM untuk mengambil uang tunai, serta mereka menggunakan handphone untuk transfer dan membayar beberapa kebutuhan. Apakah kita masih perlu datang ke kantor cabang bank? Jika tidak, maka apa yang akan terjadi dengan kantor yang bagus itu?

Apakah hanya akan menjadi tempat untuk tanda tangan kredit? Atau menjadi tempat kumpul karyawan menyusun strategi bisnis dan membuat produk baru. Hmm… Saya justru memikirkan bahwa kantor mereka menjadi lebih besar dan bisa melakukan berbagai aktivitas di dalamnya. Seperti halnya bank yang berpindah ke mall atau pusat perbelanjaan. Menjadi tempat untuk melakukan transaksi secara khusus.

Coba perhatikan, ada tempat khusus yang disediakan Gojek atau Grab untuk membeli makanan. Bahkan mereka bisa menyewa lapangan parkir untuk memberikan kesempatan UMKM membuka counter dan menjual berbagai produk. Tentunya harus membayar dan mengirim menggunakan jasa mereka. Bagaimana jika ini dilakukan bank? Mereka punya tempat dan juga punya fasilitas transaksi.

Bank bahkan bisa menyewa atau membeli mall, menjadikan kantor mereka, sekaligus tempat rekreasi bagi nasabahnya. Berbagai kebutuhan bisa dilakukan di dalamnya. Bisa jadi kantor bank bisa menjadi tempat museum seni, tempat pertunjukkan, tempat makan, bahkan menjadi tempat kerja. Bahkan jika era metaverse menjadi fokus perbincangan. Nasabah membutuhkan tempat untuk berinteraksi, berkumpul, sekaligus bertransaksi dengan nyaman.

Mungkin itu yang dipikirkan CT Group pada saat ingin memadukan pembuatan theme park Trans Studio dan pusat belanja Carrefour, serta berbagai jaringan retail dan banknya. Mengkombinasikan antara penguasaan properti dan kebutuhan pelanggan makan, hiburan, dan berinteraksi. Bagaimana pun spending pelanggan akan besar pada saat mereka sedang bergembira.

Hmmm… peluang atau tantangan. Kita tunggu saja siapa bank yang akan menerapkan model seperti ini. Kita sudah melihat beberapa bank menerapkan bank digital, menempatkan cabangnya di mall, bahkan bekerjasama dengan mall tertentu untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan promosi.

Jadilah tulisan ini sebagai #celotehpagi untuk menuangkan ide. Tetap semangat, salam sehat dan bahagia. (AA)