Telexindo-logo

Celoteh Pagi: Pendapatan Bisnis

hero
Annisa N Fauzi
·
11/04/2022

29 Maret 2022 – Beberapa bulan ini mencoba beberapa model bisnis untuk melihat potensi pendapatan baru serta menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan mengajak orang lain untuk mengelola dan melihat potensi pengembangannya. Saya lebih fokus dalam mengarahkan dan mengawasi supaya tetap fokus pada jalurnya. Yang penting bisa membantu orang lain untuk bekerja pada jalur yang diminati.

Salah satu usaha yang ditangani adalah bidang kuliner. Masih bermain pada skala kecil dengan pendapatan per hari di bawah 1 juta. Mencoba beberapa makanan yang cocok ditawarkan, juga mencoba waktu yang tepat dalam menjual serta sasaran pelanggan. Nyatanya tidak mudah membuat diferensiasi dalam makanan yang dijual. Sepertinya sudah terlalu banyak variasi makanan yang tersedia pada aplikasi. Namun, disadari atau tidak, terkadang kita tidak perlu mencari yang berbeda, cukup menjual sesuatu yang sama. Seperti halnya nasi padang, warung tegal, bubur ayam, bakso, atau gorengan.

Berbagai cara dilakukan untuk mempromosikan, termasuk melalui sosial media. Begitu juga memperkenalkan masakan dengan metode promosi berbagi. Perlahan, jumlah penjualan meningkat, tetapi kondisinya memang belum stabil, naik dan turun tergantung pada waktu. Ada kalanya banyak pembeli, ada pula kalanya pulang tanpa penjualan.

Yang menarik dari proses memulai bisnis ini adalah proses membentuk pola pikir pebisnis. Tak mudah untuk membedakan antara pendapatan dan keuntungan. Tak jarang kita hanya melihat jumlah penjualan yang berhasil dilakukan. Namun, kita lupa menghitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk penjualan tersebut. Merasa bahwa jika sudah menjual banyak, sudah pasti untung. Nah, sepertinya harus membangun pemahaman tentang keuangan dan bisnis.

Dalam pembukuan bisnis, ada investasi, ada pendapatan, ada pengeluaran, dan ada pula hutang-piutang. Modal yang diinvestasikan pemegang saham berharap ada untungnya, yaitu selisih antara pendapatan dan biaya. Dalam biaya, ada biaya produksi dan ada berbagai biaya lainnya termasuk penyusutan atas investasi yang dilakukan. Peralatan yang dibeli saat awal tidak selamanya layak pakai, suatu saat harus diganti atau diperbaiki. Nah, terkadang kita lupa menghitungnya.

Memang pusing menjadi pebisnis, harus memperhitungkan berbagai aspek, termasuk pengembangan sumber daya manusianya. Kalau tidak, cukup jadi pedagang saja. Lakukan penjualan dan dapatkan selisih dari ongkos produksi. Selama ada selisih duitnya, artinya jual beli berhasil. Nikmati proses dan semoga berkembang menjadi bisnis yang berjalan dengan sendirinya. Teriring salam sehat dan bahagia. (AA)