Telexindo-logo

Celoteh Pagi: Regenerasi

hero
Annisa N Fauzi
·
20/02/2022

13 Februari 2022 – Pada saat kita remaja, kita punya banyak energi, tetapi mungkin finansial kurang. Seiring dengan perubahan pola pengembangan anak saat ini, mulai banyak anak remaja yang mempunyai penghasilan dan secara finansial tercukupi. Baik itu diperoleh sendiri ataupun mendapatkan dari orang tuanya. Hal ini mendorong mereka untuk melakukan berbagai experiment bisnis untuk menghasilkan uang.

Dengan dukungan orang tuanya, mereka bisa mencoba berbagai hal, tanpa takut gagal atau rugi. Yang menurut hemat saya seharusnya memang begitu, selagi masih muda, harus mencoba berbagai macam cara yang halal dalam menghasilkan. Dengan demikian mereka bisa mempercepat proses pembelajaran. Tentunya dengan memperhatikan pengalaman keberhasilan atau kegagalan dari orang-orang sebelumnya.

Hal ini berbeda dengan generasi X yang sebelumnya harus berpikir lebih hati-hati dalam mengambil jalur pengembangan diri dan bisnis. Dengan modal atau bekal finansial yang terbatas, maka gen X banyak memilih jalur aman, baik dalam bekerja, atau berbisnis. Tentunya tidak sedikit juga yang bisa menabung dan mempunyai penghasilan yang lebih besar serta mewariskannya ke generasi selanjutnya. Bahkan mungkin cenderung memanjakan generasi selanjutnya.

Ada orang tua yang melibatkan anaknya untuk meneruskan bisnisnya. Ada pula yang membiarkan anaknya memilih jalur yang diinginkannya. Pada saat mereka mentok, orang tua akan membantu mengarahkan. Memberikan keleluasaan untuk memilih jalur pengembangan dirinya, sehingga mereka bisa mengeksplorasi diri secara maksimal. Mungkin mereka akan menemukan pola bisnis baru, mungkin mereka gagal dengan caranya, dan banyak kemungkinan lainnya. Keadaan akan menjadi seleksi yang menuntut mereka berpikir.

Tidak hanya dalam bisnis, dalam hal bertani, beternak, atau berkebun begitu juga. Tak sedikit remaja yang bisa berkembang dalam merintis pertanian orang tuanya karena mereka bisa lebih awal terlibat dalam usaha tersebut. Dilain pihak banyak pula yang menunggu warisan untuk meneruskan usaha pertanian orang tuanya. Bahkan mungkin sampai anaknya menjadi tua juga, belum diberikan kesempatan regenerasi. Akhirnya pengembangan usaha taninya mengikuti pola orang tuanya, tidak tahu mengelola dan tidak berkembang. Bahkan terkadang habis dibagi-bagi dan dijual ke penggarap sawah atau kebun. Nah, sayang bukan.

Regenerasi dalam mengelola usaha atau semacamnya seharusnya dilakukan sejak awal. Pada saat energi anak remaja dan menjadi dewasa punya potensi yang besar. Mereka masih kuat, masih bisa kesana-kemari, masih kuat menghadapi kegagalan, atau resiko. Masih bisa bangkit dan tidak malu belajar dari orang lain. Begitulah, sebagai generasi X seharusnya memahami pentingnya membangun potensi generasi selanjutnya.

Sebaliknya generasi Y, Z dan selanjutnya, tetap harus saling menghormati kematangan pengalaman dan pola pikir generasi sebelumnya. Bisa berbeda dalam cara kerja, tidak perlu bertentangan dan temukan cara pendekatan sehingga berjalan beriringan. Semangat menikmati akhir pekan. Salam sehat dan bahagia. (AA)