Oleh Andi Anugrah
Entah apa hubungannya, tiba-tiba saja ingin menonton acara debat. Jadilah, menonton acara debat calon president Amerika menjadi salah satu yang mengisi waktu kemarin pagi. Berhubung tidak ada acara sharing atau training pagi, maka kesempatan ini saya gunakan mendengarkan cara mereka berdebat. Sambil menguji kemampuan memahami ucapan mereka, maka saya pilih kanal yang disiarkan salah satu kanal berita negara tersebut. Ini adalah pertarungan konsep kepemimpinan antara dua kubu yang saling memberikan pandangan dalam mengelola berbagai isu. Tentunya juga menyimak bagaimana seseorang harus bersikap terhadap kritik dan perbedaan pandangan.
Ibarat permainan sepak bola, tontongan kali ini menampilkan bola liar dan sesuatu yang greget. Beruntung moderatornya cukup sabar, tenang dan tegas dalam mengatasi suasana. Suatu tontonan yang saling serang atau menyampaikan pandangan. Bagi yang pro terhadap calon yang satu, akan cenderung mendukung hampir semua pernyataan calon tersebut. Bagi yang bisa melihat secara netral, maka bisa menilai nilai lebih dari setiap calon. Masing-masing pihak bisa menilai hal-hal tertentu yang dijanjikan dan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Pada akhirnya pemilih harus menetapkan yang paling menguntungkan atau paling sedikit risiko yang ditimbulkan.
Dalam berbagai forum, kita juga bisa berdebat, termasuk pada saat kita bekerjasama dengan orang lain. Kita bisa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah atau membuat masalah baru. Kita bisa saling bertentangan dan menyebabkan hubungan personal menjadi buruk. Sebaliknya kita juga bisa berdebat, mengungkapkan berbagai pilihan berbeda, kemudian mencari jalan keluar dan pada akhirnya sepakat untuk mencapai kondisi yang win-win. Suatu kompetensi yang tidak mudah dan menjadi kompetensi yang menarik untuk dipelajari.
Berdebat dengan rekan kerja, atasan, bahkan dengan pasangan bisa terjadi. Perbedaan ekspektasi, perbedaan pola kerja, perbedaan pandangan bisa memicu perdebatan yang berkepanjangan. Namun bisa juga menjadi cara untuk menyalurkan pandangan, sehingga bisa kreatif dalam menyampaikan sesuatu yang berbeda. Ada orang tertentu yang selalu menghindari perdebatan, ada pula yang suka berdebat dulu sebelum memulai sesuatu dan pada akhirnya mengikuti cara lawan debatnya. Begitulah … berbagai cara berbeda dalam menyalurkan prinsip dan cara pandang kita. Ada yang diam, ada yang memprovokasi, ada yang membantah, ada yang menasehati dan segala macam cara.
Bagi yang belajar teori berdebat dan tidak pernah praktek, yakinlah secara emosional anda akan merasakan perbedaan. Berada dalam situasi berdebat dan bersikap positif untuk tetap tenang serta mencari jalan keluar, merupakan salah satu kompetensi yang tidak mudah. Dalam kepemimpinan, ada pemimpin yang menghindari perdebatan, ada yang suka berdiskusi, berbagi, bekerjasama, sebaliknya ada juga yang suka berkompetisi, atau ada juga yang suka perdebatan. Untuk itu pemimpin biasanya mencari orang-orang tertentu yang dapat ditempatkan dalam mengatasi berbagai situasi yang berbeda. Pendelegasian yang baik perlu dilakukan, akan tetapi tetap diperlukan untuk tampil memimpin dan memutuskan dalam berbagai kondisi.
Ada saja anggota tim yang mampu berhadapan dengan orang tertentu dan tidak merasa tertekan dengan kondisi tersebut. Ada yang secara netral dapat menerima berbagai pandangan orang lain dan merangkum sebagai sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan. Meningkatkan kompetensi mereka secara pengetahuan, keterampilan dalam berkomunikasi serta mengelola emosional, tentunya suatu proses yang tidak mudah. Hal ini banyak dipengaruhi oleh lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal dan keluarga.
Kita bisa menyaksikan juru bicara suatu lembaga yang tenang dengan berbagai pertanyaan wartawan. Bisa juga kita melihat cara mereka mengatasi perbedaan pendapat pada saat wawancara televisi atau radio. Bagaimana seseorang bisa berada dalam satu ruangan atau satu meja dan saling memberikan pandangan berbeda. Yang pada akhirnya harus sepakat untuk melakukan pilihan yang terbaik. Ada yang berdebat dan diakhiri dengan saling berjabat tangan atau kesepakatan.
Sampai saat ini pun masih terjadi perdebatan yang berkepanjangan mengenai dua kubu dalam berbagai pemilihan Gubernur maupun Presiden. Utamanya perdebatan tersebut ada di sosial media, dengan perbedaan pandangan dan harapan. Ada saja kelemahan-kelemahan yang dapat digunakan sebagai celah untuk menyerang pihak lainnya. Seakan tidak rela salah satu dari pilihan tersebut menjadi pemenang. Tentunya ada penonton yang setia menjadi penyemangat kondisi ini terus terjadi. Sampai kapan ?
Berlatih komunikasi dengan sopan dan santun merupakan salah satu pelajaran berharga berada di lingkungan kerja contact center. Agent contact center diajarkan untuk tidak berdebat dengan pelanggan, memfokuskan diri dalam memberikan pelayanan dan menyelesaikan setiap permasalahan pelanggan. Berhadapan dengan caci maki pelanggan dengan berbagai istilah kebun binatang yang bisa keluar dari mulut pelanggan. Tetap tenang dan menjaga emosi serta tidak menganggap setiap celoteh pelanggan sebagai masalah pribadi.
Kemampuan komunikasi yang baik juga sebaiknya diwujudkan dalam berbagai kesempatan diskusi dengan rekan kerja. Berbagai situasi yang dapat diterapkan, baik dalam mengerjakan proyek pengembangan, analisis kasus pelayanan, melakukan kalibrasi dan penilaian karyawan. Jangan sampai dengan pelanggan kita tenang, akan tetapi dengan rekan kerja kita terus berdebat dan tidak sepemahaman. Berdebat boleh, yang penting selalu mengedepankan kekompakan, dan melaksanakan kesepakatan sebagai pilihan bersama.
Begitulah tulisan celoteh pagi saya, tidak perlu diperdebatkan. Ambil hikmahnya saja, Semoga berkenan adanya. Semangat pagi. (AA)