Telexindo-logo

Bertahan itu Butuh Alasan

hero
Annisa N Fauzi
·
30/11/2022

Hai Sobat Telex,


Buat kamu yang sudah memiliki pasangan, ingat tidak alasan pertama kali kamu memutuskan untuk menjalani hubungan dengan pasangan kamu itu apa? Pastinya banyak hal-hal yang membuat kamu yakin, kamu juga percaya dengan harapan-harapan indah yang akan kalian capai bersama. Lucu ya kalau diingat-ingat lagi, momen dimana kita membangun komitmen dengan pasangan. Memiliki perasaan dan tujuan yang sama untuk saling membahagiakan.

Setelah itu, ingin sama-sama saling mendukung untuk mewujudkan satu per satu mimpi yang dimiliki. Setelah kebersamaan itu terwujud, maka akan banyak hal baru yang dihadapi. Kenyataan yang terjadi bisa saja tidak sesuai dengan apa yang kamu ekspektasikan terhadap pasangan kamu. Kapal yang sudah jauh berlayar ke tengah samudera akan membentur banyak gelombang. Diantara gelombang tersebut, mungkin banyak jenis gelombang yang di luar dugaan. Kalau sudah begitu perilaku kamu bisa jadi berubah terhadap pasanganmu, begitupun sebaliknya karena telah menghadapi situasi yang berbeda.

Kebanyakan dari mereka yang bisa bertahan adalah mereka yang berhasil mengingat kembali apa yang menjadi tujuan awal kapal dilayarkan dan mereka yang bisa menjadikan perjalanan sebagai pelajaran. Yang gagal, biasanya sudah tidak lagi punya alasan untuk bertahan. Kerena tidak lagi menghiraukan tujuan dan enggan memetik pelajaran. Maka tak jarang kita dengar seseorang mengatakan kepada pasangannya, “Kayaknya hubungan kita cukup sampai disini aja, kita udah gak cocok”.

Sobat, dari sini kita belajar bahwa ketika kita punya banyak alasan untuk memulai sesuatu, maka kita juga butuh alasan untuk mempertahankannya. Sama dengan pekerjaan kita saat ini. Bagi kamu yang sedang berada dalam ketidaknyamanan bekerja, mungkin ini menjadi masa yang sulit buat kamu, tapi kamu pasti punya alasan kenapa kamu masih bertahan.

Berikut ini beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menjaga komitmen kerja:
1. Mengingat kembali apa yang menjadi tujuan awal saat melamar pekerjaan, sudahkah kamu mencapai tujuan tersebut?
2. Intropeksi diri dengan melihat sejauh mana kamu menunjukan kinerja terbaikmu dan cari tahu apa yang menjadi kelemahanmu.
3. Membuka kesadaran untuk terus berkembang sehingga mudah untuk menjadikan tantangan sebagai proses pembelajaran.

Mungkin kita menganggap bahwa pekerjaan kita sekarang tidak sesuai dengan kemampuan atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya. Tapi bagaimana cara kita menghadapinya tergantung bagaimana cara kita menemukan alasan untuk bertahan. Kita mau belajar atau tidak, mau berusaha untuk menyelesaikannya atau tidak, semuanya kembali pada diri sendiri. Ingin memulai sesuatu yang baru atau bertahan dengan keadaan, keduanya butuh alasan.

Lantas bagaimana hubungan kamu dengannya sekarang? Apakah kamu menemukan semakin banyak alasan untuk bersama? atau sebaliknya? Alasan-alasan itu mulai terkikis, menghilang karena tak lagi diperhatikan. (JUN)